2008-01-10

segregasi


di dekat kost an gw ada salon, udah lama sih, tapi baru kali ini kepikiran untuk ngomentari.

dia pasang tulisan guedhe: SALON MUSLIMAH, dipintu nya tadi gw lirik ada tulisan: wanita islam.

pesan nya jelas, salon ini hanya melayani pasar tertentu: wanita (banci tidak boleh apalagi pria sejati), dan beragama islam.

kalau yg masuk ke dalam salon ini mesti perempuan, gampang. perempuan ama pria bisa dibedakan dengan relatif mudah (tentu ada kasus khusus), tetapi agama ? apakah tamu yang datang akan disodori pertanyaan: agama nya apa mbak ? :(

yang biasa terbentuk akhir nya, salon ini jadi salon JILBAB-er, para pengguna Jilbab. Tetapi wanita muslim kan tidak semua pake jilbab, dan pake jilbab kan tidak harus beragama Islam.

nurani gw bilang, tindakan meng segregasi manusia lain yang kita mau ber interaksi, ber temu, ber bisnis (tamu salon kan bayar), berdasarkan agama itu sama picik dan rendah nya dengan segregasi rasial! Kayak nya gak ada riwayat nya deh muslim madinah dulu gak mau jual beli cuma karena pedagang / pembeli nya itu yahudi or nashrani (or majusi, hindu, budha, atheis dst).

apakah karena manusia lain berbeda keyakinan dari kita mereka menjadi najis dan tidak boleh bersentuhan dengan kita ?

Tuhan, dalam keyakinan gw, merengkuh dan mengasihi semua makhluk nya, bahkan mereka yang tidak percaya pada diri nya.

Jika Dia adalah selfish egoistik pencemburu yang mengutuk semua yang tidak mau memuji Nya, layak kah Dia menjadi Tuhan ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar