2008-10-09

UU Pornografi (lagi)

Barusan browsing tipi ( iya browsing, soale gw klo ntn tipi gak pegang remote serasa koboi di wild west gak pegang la pistola, gelisah. Hehehe). Sepintas lihat kabaret gado gado politik nya butet di metro. Tema nya kayaknya UU (anti) pornografi.

Gw gak pernah nonton kabaret, kesan sepintas dr sesi barusan: koq kayak nya gak fair krn acara ini cuma menampilkan mereka yang kontra, yg mbelain gak ada. Tapi krn ini acara satire ya syah syah saja, bukan debat.

Terlepas dr kabaret, ribut ribut masalah ruu app selalu ujungnya sama: yang pro sedemikian yakin nya bahwa uu app ini *satu satu nya cara paling sempurna* untuk menanggulangi bahaya pornografi sampai yang *gak setuju ruu ini* langsung dianggap pro pornografi. Logika yang picik. Yang kontra demikian juga, nge ledek mulu kalau definisi nya karet. Emang sih karet, tapi kan para penolak ruu ini *kebanyakan* deklare mereka juga gak mendukung free pornografi, artinya dalam ruang dan waktu tertentu mungkin masih ok.

Jadi masalahnya kan simpel. Semua orang setuju bahaya pornografi, mbok semua duduk bareng bikin definisi yang gak karet karet amat (exact jg gak mungkin). Indonesia kan bukan satu satu nya pertama di dunia yg bikin aturan beginian. Tapi maaf, ngambil contoh nya jgn ke arab atau timur tengah, itu memperuncing sentimen kelompok. Lha kalau di Amrik saja bisa mengelompokkan mana majalah dewasa mana gak, masak kita gak bisa? Tentu amrik yg super liberal udah bikin dong definisi apa itu 'adult content', mbok coba dibandingkan ama ruu pornografi ya.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

1 komentar:

  1. ngikuti sosialisasi ruu ini di manado, rusuh. lagi lagi, kelompok politik aliran islam menunjukkan ke tidak dewasaan nya dalam ber politik berbangsa. sudah rahasia umum bahwa ruu ini di gawangi kelompok islam keras, dengan demo demo pro ruu ini yang penuh label label ke islaman. MUI bahkan bukan cuma bikin fatwa tapi ikut ber politik menekan pengesahan ruu ini. mau ngomong ruu ini jangan di tarik islam non islam, kalau yang sosialisasi kemana mana anggota DPR nya membawa simbol islam (ber kerudung), ya memancing sentimen yang tidak perlu. apa memang iya tidak ada yang tidak perlu memperuncing masalah. kalau toh memang semua kelompok panja pansus ruu ini memang dari kelompok islam militan (meski gak ngaku), semua pake simbol agama (ber kerudung), kan bisa kirim yang bapak bapak , pake pakaian nasional (non simbol agama). itu lebih menunjukkan ke sensitifan dan ke negarawanan para politisi kita.. bukan nya hantam kromong asal sok mayoritas akhir nya negeri ini akan kandas tercerai berai

    BalasHapus